Kita sudah sama-sama menginsafi bahwa hidup
kita mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang fondamental, yang prinsip, diantaranya
:
- Hidup kita membutuhkan dasar hidup, agar
hidup kita tidak tenggelam dalam kesia-siaan.
- Hidup kita membutuhkan pedoman hidup, agar
hidup kita tidak terombang-ambing antara yang hakiki dan yang bathil.
- Hidup kita membutuhkan kompas hidup, agar
perjalanan hidup tidak salah arah menuju Shirotol Mustaqim.
- Hidup kita membutuhkan jangkar hidup agar
tidak hanyut ke arus dlolalah.
- Hidup kita membutuhkan pelita hidup,
agar bisa keluar dari kegelapan.
- Hidup kitamembutuhkan nilai hidup
hakiki agar hidup kita menjadi hidup yang bermakna.
- Hidup kita membutuhkan pancang hidup agar
hidup kita jadi istiqomah.
Untuk mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang
fondamental itu, Alloh Ta'ala menurunkan sebuah surat yang sangat pendek akan
tetapi cukup, sangat ringkas tetapi mencakup yaitu surat Al Qur-an nomer 103
yang namanya surat Al 'Ashr. satu surat tersusun hanya
dari tiga ayat, tiga ayat tersebut tersusun dari 14 kalimat yang bunyinya :
WAL 'ASHRI . INNAL INSAANA LAFII KHUSRIN.
ILLALLADZIINA AAMANUU WA'AMILUSH SHOOLIHAATI WATAWAA SHOUBIL HAQQI WATAWAA
SHOUBISH SHOBRI . (Q.S. Al 'Ashr / Ayat 1-2-3)
Muhammad Al Ghozali pengarang
tafsir "Al Maudlu'i bisuuri Al Qur-aanul Kariim"dalam tafsirnya halaman 539 waktu menafsiri surat Wal
'Ashri beliau menukil perkataannya Imam Syafi'i
Rohimakumulloh. Demikian :
QOOLASY SYAAFI'I LAU LAM YUNAZZILU 'ALAN
NAASI ILLAA HAADZIS SUUROTI LAKAFATHU.
Kata Imam Syafi'i : "Seandainya tidak
diturunkan kepada manusia surat-surat yang lain melainkan hanya surat ini
saja, pastilah mencukupi sebagai pedoman bagi manusia".
Arti "Cukup" artinya
:
~ Cukup untuk dasar hidup.
~ Cukup untuk pedoman hidup.
~ Cukup untuk kompas hidup.
~ Cukup untuk jangkar hidup.
~ Cukup untuk pelita hidup.
~ Cukup untuk nilai hidup.
~ Cukup untuk menjadi pancaran hidup.
Shohabat Abi Malik Ad Daroni berkata :
KAANAR ROJULAANI MIN ASHHAABI ROSUULULLOOHI
SHOLLALLOOHU 'ALAIHI WASALLAM : IDZAA ALTAQIYA LAM YATAFARROQO HATTAA YAQRO-U
AHADA HUMAA 'ALAL AAKHORI SUUROTU WAL 'ASHRI INNAL INSAANA LAFII
KHUSRIN ILAL AAKHIRI TSUMMA YUSALLIMU AHADA HUMAA 'ALAL AAKHORI.
Akhrojath Thobroni fil Ausathi wal Baihaqi
fii Sya'bil iiman. (Tafsiir Ad Durul Mantsur / Jilid VI / Hl 392).
Artinya : "Adalah dua shohabat
Rosululloh SAW, tatkala keduanya bertemu tidak mengadakan perpisahan keduanya
sehingga salah seorang dari dua orang itu, membacakan surat Wal 'Ashri sampai
akhir kemudian salah satunya mengucapkan salam barulah perpisahan".
Adapun terjemahan surat Wal 'Ashri :
1. WAL 'ASHRI : "Perhatikanlah
masa".
2. INNAL INSAANA LAFII KHUSRIN : "Sesungguhnya
manusia itu benar-benar dalam kerugian".
3. ILLALLADZIINA AAMANUU WA'AMILUSH
SHOOLIHAATI WATAWAA SHOUBIL HAQQI WATAWAA SHOUBISH SHOBRI :
"Kecuali orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal sholeh dan nasehat-menasehati supaya
mentaati kebenaran dan nasehat-menasehati supaya mentaati ke-shobaran".
Ayat satu bunyinya Wal
'Ashri : "Perhatikanlah masa". Bukan massa kalau massa kumpulan orang banyak, kalau
masa adalah waktu. Perhatikanlah masa, kita
diperintah untuk memperhatikan masa, untuk memperhatikan waktu. Waktu yang
dimaksud adalah waktu dahulu, waktu kini dan waktu yang akan datang. Baik
manusia-manusia yang dahulu, manusia masa kini atau manusia seluruh dunia yang
akan datang.
Dimana saja, dalam keadaan apa saja pastilah
akan mengalami kerugian, pasti akan tenggelam dalam lumpur kehinaan dan
kesia-siaan. Kecuali manusia yang lolos dari kebangkrutan hidup itu ialah
manusia yang pada dirinya ada 4 unsur ;
1. Unsur AMANU.
2. Unsur AAMILUSH SHOOLIHAATI.
3. Unsur TAWAA SHOUBIL HAQQI.
4.
Unsur TAWAA SHOUBISH SHOBRI.
Sebaliknya dimana saja adanya, kapan saja,
dalam keadaan bagaimana saja, manusia itu apabila pada dirinya tidak ada 4
unsur tersebut pastilah akan menghadapi kerugian yang tidak terkira-kira.
Seandainya 4 unsur tersebut diuraikan
satu-persatu secara tertulis maka akan menjadi kitab yang sangat tebal. Akan
tetapi perlu kita insyafi pula bahwa Al Qur-an dan kitab Hadits dan seluruh
undang-undang di alam ini, semuanya itu tidak mempunyai tangan, tidak mempunyai
kaki, artinya semuanya itu tidak bisa berjalan sendiri, tidak bisa berbuat
sendiri.
Oleh sebab itu apabila Al Qur-an dan
Hadits Nabi dan seluruh undang-undang buatan manusia di alam ini, kalau hanya
diomongkan saja, kalau hanya dibahas saja atau dipidatokan saja tanpa
diamalkan, semuanya itu tidak akan ada manfaatnya apa-apa.
Kami berharap semoga tulisan ini bisa menjadi
inspirasi bagi saudara semua, bisa diamalkan dengan sungguh-sungguh secara
istiqomah. Dengan jalan itulah kita akan mendapatkan manfaat hidup. Rosululloh
SAW telah bersabda :
KHOIRUN NAASI 'ANFA'UHUM LINNAASI.
"Sebaik-baik manusia didunia ini ialah
manusia yang bermanfaat bagi sesama manusia".
- Bermanfaat ucapannya.
- Bermanfaat fikirannya.
- Bermanfaat tenaganya.
- Bermanfaat idenya.
- Bermanfaat harta bendanya.
- Bermanfaat tehadap diri sendiri.
- Bermanfaat terhadap orang tuanya.
- Bermanfaat terhadap keluarganya.
- Bermanfaat terhadap masyarakat.
- Bermanfaat terhadap tanah air.
- Bermanfaat terhadap negaranya.
- Bermanfaat terhadap agamanya.
Itulah yang diharap-harapkan oleh semua warga
negara Indonesia. Saya yakin semua warga negara Indonesia, tidak
mengharap-harap sesuatu yang tidak bermanfaat, karena sesuatu yang tidak
bermanfaat itu pasti akan membawa mudlorot.
- Ucapannya mudlorot.
- Idenya mudlorot.
- Harta bendanya membahayakan manusia, bisa
membahayakan dirinya sendiri, bisa membahayakan orang lain, membahayakan
keluarganya, membahayakan negaranya, bisa membahayakan agamanya.
Sampai-sampai orangnya yang sudah puluhan
tahun terkubur dalam tanah, masih menjadi ocehan, masih menjadi tuduhan
masyarakat luas. Apa artinya kita hidup didunia ini kalau kita meninggalkan
dunia ini, yang kita tinggalkan hal-hal yang mudllorot, itu apa artinya !
Sia-sialah hidup kita ini kalau seperti itu.
Oleh : Si Pincang
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !