Tak ada yang menjauhkanmu dari ridha
dan rahmat-Nya, kecuali ketergantunganmu kepada manusia, sarana-sarana
ketrampilan, akal dan jerih payah. Manusia termasuk penghalang bagimu dalam
mencari rezeki yang sesuai dengan sunnah Rasul, semisal bekerja mencari nafkah.
Selama bergantung pada manusia, selama itu pula kau mengharapkan kepedulian dan
uluran tangan mereka, bahkan kau meminta dengan bersedih hati di depan pintu
rumah mereka. Perbuatan seperti ini termasuk syirik, karena kau menyekutukan Ia
dengan makhluk-Nya. Setimpal dengan (dosa besarmu) itu, kau dihukum dengan
pencabutan sumber rezekimu, semisal kehilangan pekerjaan yang halal.
Bila kau tinggalkan ketergantungan
dan pengemisanmu kepada mereka kemudian berharap dari mata pencaharianmu, hidup
dengannya, tapi tetaplah kamu lupa akan ridha Allah, maka hal ini juga termasuk
syirik, malah lebih berbahaya dari yang pertama, kerana kemusyrikan semacam ini
halus sekali sehingga sulit dilihat. Tentu, Allah akan menghukummu atas
kedurhakaanmu ini, dengan makin menjauhkanmu dari ridha-Nya.
Bila telah berpaling dari kesesatan
semacam itu, membuang jauh-jauh segala kemusyrikan dari kehidupan, dan mencampakkan
semua ketergantungan kepada mata pencarian dan kemampuan diri, dan yakin hanya
Dialah Pemberi Rezeki, Pencipta segala kemudahan, Pemberi kekuatan untuk
mencari nafkah, Pemberi segala kebaikan, dan bahwa rezeki sepenuhnya berada di
tangan-Nya, maka rezeki itu kadang dilimpahkan-Nya kepadamu melalui orang lain,
kala kau mendapat musibah dan sedang berupaya mengatasinya. Kadang rezeki itu
datang kepadamu melalui upahmu dari bekerja, kadang rezeki itu datang kepadamu
melalui ridha-Nya, hingga kau tak melihat sebab dan perantaranya.
Nah, berpalinglah kepada-Nya,
campakkanlah segera di hadapan-Nya kedirian, maka diangkat-Nya tabir penghalang
antara kau dan ridha-Nya, dan dibuka-Nya pintu-pintu rezeki dengan ridha-Nya,
seperti seorang dokter merawat pasiennya – sebagai perlindungan-Nya atasmu,
agar kau tak menyimpang. Sungguh Ia menyayangimu dengan limpahan ridha-Nya.
Nah, bila telah diusir-Nya dari
hatimu kedirian dan kesenangan, maka tinggallah di sana kehendak-Nya semata.
Lalu, bila Ia ingin memberikan bagianmu kepadamu, yang tak mungkin lepas dari
tanganmu, dan memang bukan hak orang lain, maka ditimbulkan-Nya di dalam hatimu
keinginan untuk meraih bahagianmu, dan diserahkan-Nya ke tanganmu kala kau
membutuhkannya. Lalu, diberi-Nya kau kemampuan mensyukuri nikmat tersebut. Kau
akan selalu disadarkan-Nya kepadamu sebagai bagianmu. Untuk itu, kau mesti
menyadarinya dan bersyukur kepada-Nya. Semua ini meneguhkanmu dalam menjauhi
manusia, dan mengosongkan hatimu dari segala selain Allah.
Bila hikmah ilmumu tinggi,
keyakinanmu teguh, hatimu tercerahkan, maqam derajatmu makin dekat dengan-Nya,
maka kau diberi-Nya kemampuan "melihat ke depan", sebagai tanda
kerelaanmu dan sebagai penghargaan atas harkatmu. Ini hanyalah sebagian dari
keridhaan-Nya, sebagai rahmat dan petunjuk-Nya, sebagai rahmat dan
petunjuk-Nya.
Allah telah berfirman: " Dan
kami jadikan ia (al-Kitab) itu petunjuk bagi Bani Israil. Dan Kami jadikan di
antara mereka itu, pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah
Kami, ketika mereka sabar, dan meyakini ayat-ayat kami." (QS.32:23-24).
"Dan orang-orang yang berjihad
demi Kami, sungguh akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami." (QS.29:69)
Dan takutlah kepada Allah, niscaya
Ia mengajarimu, dan memberimu kemampuan untuk mengawasi alam semesta, dengan
izin yang jelas, yang tiada kegelapan di dalamnya, dan dengan tanda yang nyata,
yang terang benderang bagai sang surya, dan dengan tutur kata yang manis, yang
lebih menarik dari segala apa pun, dan dengan ilham yang benar, yang tak
sedikit pun mengandung kekaburan, yang bersih dari dorongan setan dan dari
rayuan iblis yang terkutuk.
Allah berfirman:
"Wahai Bani Adam, Akulah Allah, tak sesuatu pun layak dipuja kecuali Daku. Aku berfirman 'Jadilah', ia pun akan maujud. Taatilah Aku, nescaya kau akan Kubuat sedemikian rupa, sehingga jika berseru 'jadilah', ia pun akan maujud." Dan Ia telah membuat ikhwal serupa ini kepada beberapa Rasul-Nya, beberapa wali-Nya, dan orang-orang yang sangat diredhai-Nya di antara hamba-hamba-Nya.
"Wahai Bani Adam, Akulah Allah, tak sesuatu pun layak dipuja kecuali Daku. Aku berfirman 'Jadilah', ia pun akan maujud. Taatilah Aku, nescaya kau akan Kubuat sedemikian rupa, sehingga jika berseru 'jadilah', ia pun akan maujud." Dan Ia telah membuat ikhwal serupa ini kepada beberapa Rasul-Nya, beberapa wali-Nya, dan orang-orang yang sangat diredhai-Nya di antara hamba-hamba-Nya.
Oleh : Si Pincang
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !