Artinya :
“Allah adalah Nur
(Cahaya) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya itu, adalah seperti lubang
yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita. Pelita itu di dalam kaca, dan
kaca itu bagaikan bintang yang cemerlang bercahaya-cahaya seperti mutiara. Yang
dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, yaitu pohon zaitun :
yang tidak tumbuh di timur maupun di
barat. Yang minyaknya saja hamper-hampir cukup menerangi, walaupun tidak
di sentuh api. Cahayanya di atas cahaya (berlapis-lapis). Allah lah yang
menunjukki kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah membuat
perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha mengetahui segala
sesuatu”.
"Allah
adalah Nur (cahaya) langit dan bumi", dengan ayat yang singkat itu saja,
kita sudah memahami bahwa segala "dzurrotul-Wujud" berasal dari Nur.
Dan Nur itulah "Cholqun Awwal", kerena Dia-lah "Ta'yin
Awwal" yang hadir dengan "Ainul-Wujud". Namun tiada lain,
Dia-lah jua "Haqqol-Wujud".
Tatkala
kurenungi pribadiku, lalu aku membuat pemecahan kata :
"A-ku
; Badan-ku ; Diri-ku".
kalau
diambil dari huruf Al-qur'an, adalah : "A-na". Namun dia terdiri dari
tiga huruf, yaitu :(1). Alif (Al-Haqqu minallah), yaitu : yang haq dari Allah,
(2). Nun dan Alif (Nurullah).
Dapat saja diselaraskan antara "A-na" dengan "A-ku".
"A" datang dari Allah. Badan dijadikan dari tanah. Diri mendatang kemudian, yang merupakan "Choqun Achor".
Dapat saja diselaraskan antara "A-na" dengan "A-ku".
"A" datang dari Allah. Badan dijadikan dari tanah. Diri mendatang kemudian, yang merupakan "Choqun Achor".
Mula
pertama aku dijadikan sampai berupa dan bertampan dan berwujud oleh Yang Maha
Kuasa, dijadikan dari tanah, itulah badanku. Itulah pengertian "Lembaga
Adam", yang kemudian ditiupkan kedalamnya (dalam batang tubuh)itu akan
"Ruh". Yang meniupkan Tuhan, maka terdirilah "A-ku", yang
mendirikan Allah. Dan berdirilah aku dengan sendirinya.
Dengan adanya "A-ku" maka hiduplah badan-diriku, dan jadilah aku menjadi manusia hidup, oleh karena ada yang menghidupkan-ku. "A"-ku datang dari Allah, Badan-ku dijadikan dari tanah, Allah Tuhan-ku, meniupkan "Ruh"-Nya kedalam batang tubuh-ku, maka berdirilah "A-ku".
Dengan adanya "A-ku" maka hiduplah badan-diriku, dan jadilah aku menjadi manusia hidup, oleh karena ada yang menghidupkan-ku. "A"-ku datang dari Allah, Badan-ku dijadikan dari tanah, Allah Tuhan-ku, meniupkan "Ruh"-Nya kedalam batang tubuh-ku, maka berdirilah "A-ku".
Aku,
sebenarnya adalah "Ruh"
Aku
diberi Tuhan 7 lapis jasmani, bulu, kulit, daging, darah, otot, tulang,
sungsum. Dengan pengendali jasmani sebanyak 7 lapis pula, penglihatan,
pendengaran, pengucap, penciuman, perasa, gerak(?) dan diam(?) kita.
Kesemuanya
disusun dan diatur oleh Yang Maha Penyusun lagi Maha Pengatur. Suatu
susunan dan aturan yang patut menjadi bahan pelajaran bagi kita untuk ditiru
sebagai perumpamaan.
Oleh : Si Pincang
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !